BAB 8 : 7 JAGOAN


Bab 8
7 JAGOAN

Tawuran....tawuran dan selalu tawuran....
Yaahhhh inilah keseharianku. Berangkat sekolah kami tawuran dan pulang sekolahpun  tawuran lagi. Dulu aku selalu ada di garis belakang, sekarang aku sudah mulai lihai dalam berperang. Maju mundur, lompat, mengelak, mengejar bahkan sampai ikut memukuli. Aku sudah jadi anggota yang aktif dan bisa di andalkan.Dulu aku hanya bermodalkan batu, makin hari aku makin mempersiapkan senjata untuk bertawuran. Pada saat praktek di sekolah, aku buat plat besi panjang, ujungnya aku grinda supaya agak tajam, aku masukkan ke tas ranselku.

Tawuran demi tawuran aku terus lalui. Ini sudah menjadi kebiasaan kami. Sampai suatu ketika aku dan 6 orang temanku tertinggal oleh rombongan dengan kakak kelasku. Si Ompong sang pentolan  bersama 100an teman-temanku sudah pulang terlebih dahulu.
Kami ber-7 agak merasa risau. Ini pertama kali kami tertinggal. Setelah melakukan rapat kecil akhirnya kami memutuskan untuk tetap pulang bersama karena memang tidak ada pilihan lain. Masing-masing dari kami sudah menyiapkan senjata. Aku tetap membawa plat besiku, si Udin membawa balok panjang, bule membawa gesper berkepala tengkorak, dan astagaaaa, Si ta'ang membawa sebuah samurai panjang.
Perjalanan pulang kami lakukan dengan menaiki container lagi. Di atas container ini biasanya penuh sesak karena di isi 80 sampai 100 orang, tapi sekarang hanya ber-7.
Sepanjang perjalanan kami terus waspada dan dag dig dug. Kontainer terus melaju sampai akhirnya mendekati salah satu titik rawan buat kami. 

"Anjing...di depan banyak banget tuh."  Si Ta'ang tampak gugup dan was-was melihat musuh di depan kita. 

"Kita hadapin ini bareng yaaa, kita harus saling jaga. Maju satu maju semua. jangan jauh-jauh. Kabur satu kabur semua, jangan sampai ada yang tertinggal."
kata si udin penuh keseriusan.
Tangan kiri sudah  menyiapkan tas-tas kami sebagai tameng, tangan kanan sudah siap dengan senjata yang kami bawa.
Dari jauh musuh  sudah melihat kedatangan kami, mereka tampak berlarian menuju ke arah kami dan berniat menyerang. 

"Siappp siappp tahann tahannnn." kataku sambil berteriak. Bag-bug-bag-bug. Puluhan batu melayang menghujani. Kami terus dan terus sampai akhirnya kontainer yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti.

Sial.Ternyata kontainer ini berhenti karena jalan raya sudah di hadang oleh puluhan musuh. Akhirnya kami ber-7 turun. Kami turun ke jalan dan baris memanjang siap melawan mereka satu lawan satu. Plat besiku masih aku simpan di dalam tas begitu juga samurai si Ta'ang. Tampak puluhan musuh itu berlari mengejar ke arah kami sambil terus melemparkan batu.

Setelah merasa cukup dekat, aku dan ta'ang bersamaan mengeluarkan senjata kami dan berlari menghampiri mereka. Tampak musuh kami sangat kaget dan ketakutan setelah ta'ang mengacung-acungkan samurainya ke atas. Samurai yang panjang, putih mengkilat, sesekali menyilaukan mata karena berpantulan dengan sinar matahari.  Kami ber-7 terus berlari bersandingan menghampiri mereka, sempat terjadi adu senjata antara ta'ang dan salah satu musuh yang membawa balok, begitu pula aku, aku beradu senjata dengan salah satu musuhku yang membawa tongkat besi. Tak sampai 2 menit adu senjata, mereka mulai kewalahan karena yang membawa senjata hanya 2 orang sedangkan kami ber-7 lengkap di tambah samurai ta'ang yang putih mengkilat. Dan ini membuat 50an  orang musuh kami lari tunggang langgang.
Kami trus mengejar mereka. Kami semakin berani  dan semakin brutal tak kala melihat mereka  lari tunggang langgang. 50 orang kalah dengan 7 orang. kami terus mengejar mereka sampai mereka masuk kampung dan hilang. Kami ber-7 masih di tengah jalan raya. Kondisi macet total, banyak warga yang menonton adegan tawuran kami.

Nafasku  masih terengah, kami langsung bergegas menaiki sebuah bis dengan segera karena takut polisi datang dan menangkap kami. Di atas bis aku mulai agak merasakan sakit di bagian belakang kepalaku. Aku coba untuk meraba dan ternyata darah yang aku dapat. Temanku langsung bergegas membantuku. Aku sudah hampir tidak sadar, di bawanyalah aku ke ke sebuah rumah sakit.
Ternyata kepalaku bocor terkena batu dan harus di jahit 15 jahitan.




 “ Tampak  musuh kami kaget dan ketakutan setelah Ta’ang mengacung-acungkan samurai yang panjang putih mengkilat. Sesekali menyilaukan mata karena berpantulan dengan sinar matahari.”

...Menembus Langit...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar