BAB 22 : SECURITY ATAU PRAMUGARA ?


Bab 22
SECURITY ATAU PRAMUGARA ?

Setelah berlalunya Si nakal Tanjung, akupun kembali duduk di sofa merah itu. Terdengar suara ramai rericuhan. Suara sepatu tuk-tuk bertautan dan canda tawa haha-hihian.
Ku coba menyudutkan  mataku ke asal mula suara itu, Yahhh. Seperti akan ada beberapa orang di atas sana yang  temurun dari tangga. Semakin lama semakin jelas terdengar, lagi-lagi mataku terbelalak, jantungku seperti berhenti berdetak ingin meledak. Nafasku  tertahan. kembali aku memukau dan terpukau. Menelan ludah sambil  mulut menganga. Delapan  orang wanita cantik berseragam seperti Emma dan tanjung sedang menuruni tangga. Sungguh indah  mereka. Satu persatu mereka melempar senyumnya ke padaku. 

Haiiiiii. !!! ada apa dengan diriku hari ini. Bukan cuma sekedar si anggun Emma dan si nakal Tanjung, tapi semua wanita sepertinya  terkesima melihatku. Ada apa gerangan denganku? Apa jangan-jangan  Aku  sedang tertular ilmu totok aura atau ilmu pesona jantan atau ilmu perkasa tahan lama atau ilmu  jepit legit atau  ilmu- ilmu lainnya  yang di tawarkan oleh para penjaja jamu tradisional.  Entahlah. Apapun itu aku merasa diriku jantan dan perkasa sekali hari ini. Yahhh. Aku memang lelaki sejati yang patut di gandrungi dan di kagumi, walaupun  Badanku tak  berkekar, tampang below  standar, penampilan tak perlente, tapi aura kejantananku telah  membisik mesra ke telinga wanita, kelelakianku menebarkan  aroma bunga dahlia yang menusuk  hidung para  wanita untuk terpesona. 

Yaah. Hari ini aku memang  di kutuk  di gilai wanita cantik. Aahhhhh benar- benar hari yang menyenangkan.
Tak lama setelah para  wanita cantik itu berlalu, akupun di panggil Reception  agar memasuki sebuah ruangan  di lantai 2. Sesampainya didepan pintu aku pun mengetuk pintu dan permisi memasuki ruangan.  
Ruangan ini benar-benar rapih dan wangi. Terlihat jejeran lelaki dan deretan wanita sedang berdiri berbaris. Ternyata ini adalah ruangan test ukur tinggi dan berat badan. Ini adalah test babak pertama.

Sungguh luar biasa para manusia di ruangan ini. Tampak para lelaki tinggi, ganteng putih nan rapih berjejer. Di sudut paling ujung tampak seorang pemuda mirip dengan Atalarik Syah, ada yang mirip Anjasmara, ada juga yang mirip Sahrul gunawan. Gilaaaa...kalo aku jadi wanita bisa-bisa keluar masuk kamar mandi tak tahan melihat kegantengan ini. Lahhh aku sendiri  mirip siapa? Tampaknya wajah lelaki sepertiku tak ada artis yang menyerupai. Betapa buruknya wajah ini.
Baju yang aku pakai  saja sudah beda dengan mereka. Awalnya aku yakin  bajuku sudah berwarna putih , tapi setelah bersanding, ku sadari bahwa bajuku ini  warnanya tidak jelas. Baju mereka jauh lebih putih. Celana mereka hitam, rapih dan lembut. Celanaku hitam, kusut di hiasi benang liar yang terberai di sana sini. Bicara soal sepatu apa lagi. Sepatu mereka terlihat mengkilat, modelnya pun Exclusive, jelas terlihat mahal, sedangkan sepatuku  kusam, Jahitan di sisi kanan kiri yang tidak rata, tampak debu dan kotoran bertengger bangga di sisa-sisi telapak sepatu, jelas-jelas terlihat barang murah tak berharga.

 Apa aku pantas di ruangan ini ? Apa yang aku lakukan sekarang ini? Mempermalukan diri sendiri kah? Nekatkah? tak tau dirikah ? Aku seperti sampah kering yang mencemari sebuah Taman yang indah. Aku bagaikan jerawat yang akan di benci dan di musnahkan karena berani bertengger di wajah nan mulus. Haruskah aku berbalik badan dan keluar dari ruangan ini? Aku benar-benar tak percaya diri. Aku malu dengan diriku ini.
Andai di ibaratkan sebuah bunga. Mungkin  Mereka adalah para bunga mawar, bunga melati atau bunga dahlia sedangkan aku, mungkin cocok menjadi bunga Eceng gondok.
Kalaupun di ibaratkan minuman. Mungkin mereka adalah minuman kemasan botol yang segar dan mahal seperti coca-cola, sprite, teh botol sosro ataupun krating deng. Sedangkan aku, mungkin hanya cocok menjadi BaJigur...
Dan satu lagi,  andai di ibaratkan mobil mewah ,mereka akan cocok mengendarai sedan mercy,  mobil  toyota alphard ataupun kijang inova, sedangkan aku, mungkin hanya cocok mengendarai opelet tua bang Mandra. Aku benar-benar rendah sekali berada di ruangan ini.

Satu persatu para lelaki ganteng dan wanita cantik di periksa dan di check performannya. Betis kaki, tangan, kuku, rambut, mata, ukur tinggi, timbang berat dll.
sekarang giliran aku untuk di periksa. Aku langsung maju ke depan dan berdiri tegak bak tentara yang sedang siap grak sikap sempurna.
"Ehhh siapa nama kamu?” Tanya seorang wanita gendut bertampang judes,berwajah galak.
"Saya priyo Bu.” Jawabku dengan lantang. Lagi-lagi bak tentara yang sedang menjawab pertanyaan komandannya.
"Ohhh Priyo. Pasti orang Jawa. Baru datang dari kampung mas?” Perempuan itu melotot, meneliti dan melihat seluruh sisi tubuhku dari atas sampai ujung sepatu.

"Mas Priyo. Saya tidak suka kamu memanggi saya BU, panggi saya Mbak dan Saya mau pastikan sekali lagi, ruangan ini adalah ruangan seleksi untuk test penerimaan Pramugara dan Pramugari. Saya tanya sekali lagi, apakah  anda mau melamar sebagai pramugara atau bagian security ??????.
 Suara perempuan  itu terdengar sangat keras dan melengking di dalam ruangan itu. Semua para pelamar melihat ke arahku. Apa yang aku khawatirkan terjadi. Akhirnya tiba masanya seseorang untuk menyadarkanku bahwa memang aku tidak seharusnya berada di ruangan ini. Sesaat aku terdiam dan terus menatap perempuan  itu. Security. Yahh. Rasa-rasanya aku memang pantas untuk profesi ini.
Siap grak, hadap kanan grak...
Perempuan Bang..Siera Alpha Tango  Grak...!!!




"Mas Priyo. Saya mau pastikan sekali lagi. Ruangan ini adalah ruangan seleksi untuk test penerimaan Pramugara dan Pramugari. Saya tanya sekali lagi. Apakah  anda mau melamar sebagai pramugara atau bagian security ?

...Menembus Langit...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar